Rabu, 18 Februari 2015

Satu kata yang berharga.... (Maaf)



Aku terisak, menangis sejadi-jadinya. Entah lah, amarah yang tersimpan sekian lamanya berujung pada isakan yang memilukan telinga ku sendiri. Derai air mata mengalir begitu deras.
Malam ini aku memilih untuk memaafkan. Jujur, ulu hatiku begitu sakit. gejolak hati seakan yang belum rela. Seorang laki-laki dewasa, yang sengaja menipuku. Semua dilakukannya dengan sadar jiwa raga.
Ah...., kenapa kau tega????
Apa salahku padamu? atau kah kau menyimpan dendam sebelum  aku mengenal mu. sungguh aku tak mengerti apa niat dan tujuan mu.

Setelah kau berbaik-baik padaku, menyemai benih-benih cinta di hatiku. padahal engkau tahu, ini tak mungkin terjadi. Kau begitu semena-mena memperlakukan kehidupanku. Luka mulai kau sayat pada jiwaku. hingga aku menjadi begitu mudah terjatuh. mulai hari itu tangis begitu mudah kau tumpahkan. Memang kau siapa???? sampai kau merasa berhak menyakiti dan berdusta semaumu.

Deretan derita tak sampai disitu, kau sewenang-wenang mempermainkan jalinan cinta kita. Setahun lebih aku hampir seperti orang gila. Seenaknya kau datang dan pergi meluluh lantakan kepercayaan. setelah ku upayakan sekuat tenaga, untuk rela melepasmu. Lagi-lagi kau kembali hadir meyakinkan aku yang lemah ini. meyakinkan bahwa kau selalu mencintaiku, menyuruhku menanti, padahal kau tahu pasti, itu hanya sebuah dusta yang teramat keji.

Apa yang kau inginkan???

Sampai detik ini, aku masih belum tahu motif apa yang kau pakai? apa iya kau seorang durjana, atau penipu ulung, atau orang gila ???


Dengan segala macam pembenaran, malam ini aku memutuskan memaafkanmu. Tangis ini adalah sebuah upaya keikhlasan, bahwa sebagai manusia biasa aku harus ikhlas pada hal-hal yang memang bukan milikku. Aku harus ikhlas kan segalanya, yang sudah terjadi adalah barisan takdir Allah. bukankah daun yang jatuh atas izin Nya. Sebagai manusia biasa aku berusaha berserah dengan setiap jalan hidupku.

"Untuk EKZA, malam ini aku memaafkanmu setulus hatiku, semoga kerak-kerak benci dihatiku luntur bersama maaf yang ku buka lebar untukmu. Meskipun tak pernah Sekali pun kau meminta maaf padaku. tak apa, bukan kata maafmu yang ku tunggu, tapi lebih pada penjelasan detail kenapa kau begitu tega menghancurkan hidupku, menyakiti kejiwaanku, menoreh luka dalam untukku. kenapa? mengapa?. setelah malam ini ku anggap kau telah mati, mati secara jasad dan ruh. terkubur tanah liat dan ada nama dan tgl lahir 11-04-1984 di atas kayu jati di atas kuburmu. tak ada sedikitpun rasa rindu dan keinginan bertemu. karena bagiku kau telah mati, bersama kenangan dan kedukaan yang ingin kukubur. selamat jalan. jangan pernah lagi hadir dalam hidupku meski hanya sekali saja" 
Semoga tak ada dendam dalam hatiku lagi. tak ada rasa benci lagi di hatiku. semoga ringan jalan hidupku menapaki sisa hidupku. Aamiin.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar